Permainan catur adalah salah satu permainan yang saya sukai saat ini. Kenapa tidak? Permainan ini tidak hanya menarik untuk dimainkan namun bisa dianggap sebagai permainan yang menguras otak. Walau pun sebenarnya saya tidak begitu pandai memainkan permainan ini karena terlalu sering kalah. Namun, tak pernah terlintas di pikiran saya untuk bosan memainkan permainan tersebut.Hari sabtu kemaren, saya bermain catur bersama yonk di kelas Gamma Bunta. Dengan ditonton oleh saudara erland, mumuh, bayu, dan juga master roy. maka duel permainan catur antara saya dan yonk segera dimulai. Pada saat itu yonk mengambil alih yang berwarna putih dan saya yang berwarna hitam. Interferensi cahaya hitam dan putih dari catur ini membuat saya semakin tertarik untuk meneruskan permainan ini. Yonk memulai permainan ini dengan baik, dia bermain dengan hati-hati begitu pula dengan saya. Mata kami bagaikan radar yang siap mencari target mana yang harus dikalahkan terlebih dahulu. Suara teriakan riuh ria dari para penonton membuat permainan ini semakin memanas saja. Namun saya tidak terinterferensi oleh keadaan yang ada. Setiap saya melangkahkan anak catur saya selalu saja terdifraksi oleh anak catur milik yonk. Yonk dapat membentuk difraksi kisi yang dapat menghalangi anak caturku. Sedangkan saya sendiri hanya dapat membuat difraksi celah tunggal itu pun hanya menggunakan kuda saya. Namun ternyata masa orde untukku telah tiba. Kini saya pun membalik keadaan. Dengan sedikit merefleksikan dari permainan yang sudah-sudah. Walau anak caturku sudah berhamburan kesana kemari di atas papan catur. Namun, saya percaya pasti ada celah untuk saya memenangkan permainan ini. Akhirnya, 25 menit pun berlalu. Dan saya pun mendapatkan celah untuk mengakhiri permainan ini. Saya yakin, dengan deviasi yang saya buat ini pasti dapat memenangkan permainan ini. Dengan mantapnya, saya pun mengeluarkan kuda saya mendekati ratu milik yonk. Dan ternyata “skak mat” permainan pun berakhir. Ternyata ratu milik yonk tidak bisa lari kemana-mana lagi. Karena terhalang oleh anak caturnya sendiri. Suara senang sekaligus kecewa di lontarkan oleh para penonton. Dan saya pun begitu girangnya. Kenapa tidak? Saya tidak pernah menang memainkan catur ini. Tapi berkat tekad saya untuk memenangkan permainan ini, akhirnya bisa menang juga.
note : tugas ini di buat berdasarkan tugas fisika dari bapak Rudy Hilkya mengenai optika fisik